APLIKASI
KOMPUTER
Basis
Data dalam Tinjauan Konseptual
Oleh
: Edhy Sutanta
Hak Cipta 2011
Hak Cipta 2011
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1Definisi
Istilah Komputer
Istilah computer berasal dari bahasa latin, yaitu
computare yang berarti menghitung (to compute/to reckon). Sebagai sebuah
istilah, computer telah didefinisikan dalam banyak cara. Robert H. Blissmer
(1990), misalnya, mendefinisikan computer sebagai alat elektronik yang mampu
melaksanakan beberapa tugas, yaitu menerima input, memproses input sesuai
dengan programnya, menyimpan perintah dan hasil dari pengolahan, serta
menyediakan output dalam bentuk informasi.
1.2
Perkembangan Teknologi Komputer
Komputer yang digunakan sekarang ini tidak
serta-merta muncul begitu saja, tetapi melalui proses yang panjang. Awal
munculnya teknologi computer dapat dilihat dalam sejarah digunakannya Abakus
yang ditemukan di Babilonia (Irak) sekitar 5000 tahun lalu yang digunakan
sebagai alat hitung manual pertama. Pada masa selanjutnya banyak ditemukan alat
hitung mekanik sejenis, yaitu Pascaline yang ditemukan oleh Blaise Pascal
(1642), Arithometer oleh Charles Xavier Thomas de Colmar (1820), Babbage’s
Folly oleh Charles Babbage (1822), dan Hollerith oleh Herman Hollerith (1889).
Kesemuanya masi berbentuk mesin sepenuhnya tanpa tenaga listrik.Ukurann dan
kerumitan strukturnya bergantung pada tingkat pengoperasian perhitungan yang
dilakukan.Barulah pada 1940 era baru computer elektrik dimulai sejak
ditemukannya computer elektrik yang menerapkan sistem aljabar Boolean.
1.3
Perkembangan Konsep Basis Data
Penegetahuan konsep basis data muncul dan mulai
berkembang seiring dengan adanya kebutuhan pengolahan dan penyimpanan data
untuk memenuhi kebutuhan informasi. Perkembangan konsep basis data dapat
dibedakan dalam lima tahapan, yaitu:
1. Tahap I (awal 1960-an)
Ciri konsep basis data Tahap I adalah data-data
diolah berdasarkan prinsip pemrosesan berkas (file processing) pada lingkungan
computer mainframe.
2. Tahap II (akhir 1960-an)
Ciri utama konsep basis data pada Tahap II adalah
konsep sistem basis data (Database System/DBS), konsep sistem manajemen basis
data (database Management System/DBMS), layanaan informasi secara online, dan
layanan informasi berbasis teks.
3. Tahap III (awal 1970-an)
Ciri utama konses basis data pada Tahap III adalah
kemunculan aplikasi-aplikasi basis data berbasis sistem pakar (Expert
System/ES) dalam sistem penunjang keputusan (Decission Support System/DDS)
serta pempograman berorientasi obyek (Object Oeriented Programming/OOP).
4. Tahap IV (mulai 1980-an)
Ciri utama konsep basis data pada Tahap IV adalam
sistem berbasis hypertext yang memungkinkan penampilan informasi berdasarkan
suatu kata kunci pencarian yang dapat dilakukan secara acak.
5. Tahap V (mulai 1990-an)
Perkembangan konsep basis data pada 1990-an telah
berkembang ke arah aplikasi-aplikasi basis data untuk sistem kecerdasan buatan
(Artificial Intelligent/AI), basis data untuk aplikasii-aplikasi multimedia yang
melibatka data teks, suara, gambar, dan animasi, aplikasi basis data
berorientasi obyek (Object Oriented Database/OODB), serta aplikasi-aplikasi
basis data secara online (online database) untuk jaringan computer
global/internet. Aplikasi konsep basis data kabur (fuzzy) juga mewarnai konsep
basis data pada masa ini.
1.4 Aplikasi Basis Data
Saat ini aplikasi basis
data telah mencakup seluruh kehidupan manusia. Beberapa contoh aplikasi basis
data dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1.
Industri manufaktur: produksi,
persediaan, pemesanan
2.
Manajemen rumah sakit: registrasi, rekam
medis, perawatan
3.
Manajemen perpustakaan: seluruh
transaksi
4.
Perhotelan: seluruh transaksi
5.
Perbankan: melayani seluruh transaksi
6.
Perguruan tinggi: mahasiswa, keuangan,
perpustakaan, akuntansi, lulusan
7.
Penerbangan: reservasi, jadwal
penerbangan
8.
Penjualan: pelanggan, produk, penjualan,
pemasaran
9.
Personalia: rekamankaryawan, gaji, pajak
10.
Dan lain-lain
1.5
Data dan Informasi
Data dapat didefinisikan sebagai bahan keterangan
tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam
sekelompok lambing tertentu yang tidak acak, yang menunjukkan jumlah, tindakan,
atau hal. Data dapat berupa cacatan-catatan dalam kertas, buku, atau tersimpan
sebagai file dalam basis data. Data mejadi bahan dalam suatu proses pengolahan
data. Oleh karena itu, suatu data belum dapat berbicara banyak sebelum diolah
lebih lanjut.Contoh data adalah catatan identitas pegawai, catatan transaksi
pembelian, catatan transaksi penjualan, dan lain-lain.
Informasi merupakan hasil pengelohan data sehingga
menjadi bentuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara lagsung
saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Untuk memperoleh
informasi, diperlukan data yang akan diolah dan unit pengolah. Contoh informasi
adalah daftar pegawai berdasarkan departemen, daftar pegawai berdasarkan
golongan, rekapitulasi transaksi pembelian pada akhir bulan, rekapitulasi transaksi
penjualan pada akhir bulan, dan lain-lain.
1.6
Sistem Informasi dan Basis Data
Dalam arti yang luas sistem informasi dapat dipahami
sebagai sekumpulan subsistem yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
dan membentukk satu kesatuan, saling berinteraksi dan bekerja sama antara
bagian satu dengan yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan
fungsi pengolahan data, menerima masukan (input) berupa data-data, kemudian
mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output) berupa informasi
sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna dan mempunyai nilai nyata
yang dapat dirasakan akibatnya baik pada saat itujuga maupun dimasa mendatang,
mendukung kegiatan operasional, manajerial, dan strategis organisasi, dengan
memanfaatkan berbagaisumber daya yang ada dan tersedia bagi fungsi tersebut
gunamencapai tujuan.
Berdasarkan komponen fisik penyusunnya, sistem
informasiterdiri atas komponen berikut :
1. Perangkat
keras (hardware)
2. Perangkat
lunak (software)
3. Berkas
basis data (file)
4. Prosedur
(proceedur)
5. Manusia
(brainware)
Basis data merupakan bagian penting dalam sebuah
sistem informasi. Basis data dalam sistem informasi dapat mempunyai peranan
sebagai berikut:
1. Basis
data sebagai komponen penyusun sistem informasi
2. Basis
data sebagai infrastruktur sistem informasi
3. Basis
data sebagai sumber informasi bagi sistem informasi
4. Basis
data sebagai sarana mencapai efisiensi sistem informasi
5. basis
data sebagai sarana mencapai efektifitas sistem informasi
1.7
Pengeelola Sistem Informasi
Pada masa awal penggunaan computer, banyak
perusahaan membentuk unit organisasi tersendiri yang terdiri dari para
spesialis yang bertanggung jawab untuk menerapkan sistem informasi.Namun,
kecendrungan yang terjadi saat ini bagian sistem informasi merupakan sebuah unit
yang berada dalam organisasi.
Spesialis informasi (information specialist)
menggambarkan pegawai perusahaan yang bertanggung jawab penuh untuk
mengembangkan dan memelihara sistem infrmasi berbasis computer (Computer Based
Information System/CBIS). Spesialis informasi digolongkan menjadi lima macam,
yaitu:
1. Analisis
sistem
2. Pengelola
basis data (Database Administrator/DBA)
3. Spesialis
jaringan (network specialist)
4. Pemrogram
(programmer)
5. Operator
BAB
II
DEFENISI
BASIS DATA DAN SISTEM BASIS DATA
2.1 Defenisi Basis Data
Istilah
basis data dapat di pahami sebagai suatu kumpulan data terhubung yang disimpan
secara bersama-sma pada suatu media ,tanpa mengatap satu sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan
data(kalaupun ada maka kerangkapan data tersebut harus seminimal mungkin dan
terkontrol ), data disimpan dengan cara-cara tertentu sehingga mudah
digunakan/ditampilkan kembali,data dapat digunakan oleh satu atau lebih
program-program aplikasi secara optimal data disimpan tanpa mengalami ketergantungan
dengan program yang akan menggunakannya,sata disimpan sebagaibahan
perbandingan.
2.2 Definisi System
Basis Data
Istilah
system berbasis data juga dapart dipahami sebagai sekumpulan subsitem yang
terdiri atas basis data dengan para pemakai yang menggunakan basis data secara
bersama-sama,personal-personal yang merancang dan mengelola basis
dat,teknik-teknik untuk merancang dan mengelola basis data,sert untuk
mendukungnya(martin.1975).
Dari
defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sisten basis data mempunyai beberapa
elemen penting,yaitu:
1. Basis
data sebagai inti dari sisten basis data.
2. Perangkat
lunak untuk perancang dan pengelolaan basis data
3. Perangkat
keras sebagai pendukung operasi pengelolahan data
4. Manusia
yang mempunyai peran penting dalam system tersebut,yaitu sebagai pemkai tau
para spesialis informasi yang mempunyai fungsi sebagai perancnag atau
pengelola.
Perangkat
lunak untuk pengelolaan basis data merupakan perangkat lunak yang umumnya
mempunyai dua fungsi utama,yaitu untuk mendefenisikan data dlam babsis data dan
untuk mengakses/pengelolaan data dalam basis data tersebut.
Perangkat
keras pendukung operasi pengelolahan data yang utama adalah sisten computer
yang memepunyai komponen-komponen sebagai berikut:
1. Perangkat
keras unit masukan
2. Perangkat
eras unit keluaran
3. Perangkat
keras unit pengelolah
4. Perangkat
keras unit skunder
2.3 Hierarki Data
Berdasarkan
tingkat kompleksitas nilai data,tingkata data dapat disusun dalam sebuah
hierarki,mulai dari yang paling sederhana hingga paling kompleks,susunan
hierarki dapat dilihat sebagai berikut yaitu.
1. System
basis data
2. Basis
data
3. File
4. Record
5. Data
item
6. Data
aggregate
7. Byte
8. Bit
BAB
III
TUJUAN
PENGEMBANGAN DAN KEUNTUNGAN BASIS DATA
3.1
Tujuan Pengembangan Basis Data
Sebagaimana usaha-usahaa pada bidang yang lainnya,
pelaksanaan perancangan dan penyusunan basis data tentu mempunyai tujuan. Dalam
beberapa referensi, tujuan basis data telah diperinci dengan cara yang
berbeda-beda. Namun demikian, pada dasarnya tujuannya hamper sama. Perbedaan
tersebut terlihat pada tingkat kealaman perincan. Dengan demikian, perincian
tujuan basis data bisa jadi berlainan dalam referensi yang satu dengan yang
lain.
Sebuah tinjauan tentang tujuan pengembanagan basis
data yang cukup terperinci disampaikan oleh James Martin (1975). Ia membedakan
tujuan pengembangan basis data menjadi
dua kelompok, yaitu tujuan primer dan tujuan sekunder. Tujuan primer
dimaksud sebagai tujuan utama yang ingin dicapai dalam setiap usaha perancangan
dan pengembangan basis data.Sedangkan tujuan skunder merupakan tujuan tambahan
yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan primer.
3.1.1
Tujuan Primer Pengembangan Basis Data
James Martin (1975)
memerinci tujuan primer atau tujuan utama basis data menjadi 14 item sebagai
berikut.
1.
Data-data dalam basis data digunakan
oleh banyak pemakai
2.
Menjaga investasi intelektual
3.
Penekanan biaya
4.
Menghilangkan pengembangan sistem ganda
(proliferasi)
5.
Kinerja (performance)
6.
Kejelasan (clarity)
7.
Kemudahan pemakaian
8.
Fleksibilitas penggunaan (flexibility)
9.
Kebutuhan data yang tidak terantisipasi
dapat dipengaruhi dengan cepat
10.
Perubahan yang mudah
11.
Akurasi (accuracy) dan konsistensi
(consistency)
12.
Privasi (privacy)
13.
Keamanan (security)
14.
Ketersediaan (availability)
3.1.2
Tujuan Sekunder Pengembangan Basis Data
James Martin (1975)
memerinci tujuan sekunder atau tujuan tambahan basis data menjadi 14 item
sebagai berikut.
1.
Kebebasan data secara fisik (physical
data independency)
2.
Kebebasan data secara logika (logical data
independency)
3.
Pengendalian atau minimalisasi kerangkapan
data (data redundancy)
4.
Kecepatan akses
5.
Kecepatan pencarian
6.
Standarisasi data
7.
Tersedianya kamus data
8.
Antarmuka pemrogram tingkat tinnggi
9.
Bahasa end-user
10.
Pengendalian integritas (integrity)
11.
Kecepatan pemulihan kembali dari
kerusakan (fast recovery from failuries)
12.
Kemampuan perubahan untuk penyesuaian
(tuning)
13.
Perancangan dan pengawasan alat-alat
14.
Pengorganisasi kembali atau migrasi data
dapat dilakukan secara otomatis
3.2
Keuntungan Pengembangan Basis Data
Penyusunan suatu basis data dimaksudkan untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan pada saat pengolahan data. Basis data yang
dikembangkan dengan benar, sesuai dengan batasan/kriteria pengolahan data
secara basis data akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu (Martin, 19750):
1. Kerangkapan
data dapat diminimalkan
2. Inkonsistensi
data dapat dihindari
3. Data
dalam basis data dapat digunakan secara bersama (multiuser)
4. Standarisasi
data dapat dilakukan
5. Pembatasan
untuk keamanan data dapat diterapkan
6. Integritas
data dapat terpelihara
7. Perbedaan
kebutuhan data dapat diseimbangkan
Sebagai bahan perbandingan, dalam sumber referensi
yang lain, Kamran Parsaye, Mark Chignell, Setrag Khoshafian, dan Harry Wong
(1989) menyatakan bahwa database memmberikan keuntungan sebagai berikut:
1. Akses
bersama data untuk pengguna-pengguna yang berbeda
2. Keamanan
data
3. Meningkatkan
kemudahan dan efisiensi update untuk pemeliharaan data
Dari sumber referensi yang lain, C.J. Date (1995)
mengatakan bahwa pengeolahan data dengan pendekatan database memberikan
keuntungan berikut:
1. Kerangkapan
data dapat diminimalkan
2. Inkonsistensi
data dapat dihindari
3. Data
dalam database dapat digunakan secara bersama (multiuser)
4. Standarisasi
data dapat dilakukan
5. Pembatasan
untuk keamanan data dapat diterapkan
6. Integritas
data dapat terpelihara
7. Perbedaan
kebutuhan data dapat diseimbangkan
Sedangkan Raymond McLeod Jr. dan George schell
(2001) menyatakan bahwa penyusunan database memberikan keuntungan sebagai
berikut:
1. Mengurangi
kerangka data
2. Menghindari
ketergantungan data
3. Memungkinkan
integrasi data dari banyak file
4. Pemanggilan
data dan informasi lebih cepat
BAB IV
BATASAN ATURAN BASIS DATA
Dalam perancangan data
penyusunan basisdata dikenal adanya beberapa batasan aturan yang harus
ditaati/dipatuhi. Batasan aturan tersebut diperlukan agar file-file basis data
yang disusun dapat memenuhi batasan/criteria sebagaimana defenisi data yang
dijelaskan sbelumnya.
Batasan-batasan aturan
tersebut berhubungan dengan lima aspek penting data yaitu:
1.
Kerangkapan data
2.
Inkonsitensi data
3.
Data terisolasi
4.
Keamanan data
5.
Integritas data
4.1
Kerangka Data
Kerangka data adalah munculnya data-data yang sama
secara melimpah pada file basis yang semestinya tidak diperlukan.umumnya
kerangkapan data dalam basis data terjadi akibat penyusunan basis data
aplikasi-aplikasi tidak memperhatikan kinerja basis data sehingga tidak sesuai
dengan defenisi basis data,kerangkapan data juga dapat terjadi akibat
penyususnan basis dta dilakukan oleh perancang yang berbeda dalam selang waktu
cukup lama.
Kerangkapan data dalam
basis data perlu dihindari karena beberapa alas an yaitu:
1 Pemborosan
media penyimpanan data
2 Biaya
penyimpanan yang semakin besar
3 Kesulitan/efesensi
dalam pengelolahan data
4 Pemborosan
waktu dalam pengelolahan data
5 Resiko
yang semakin besar kemungkinan munculnya inkonsistensi data
Kejadian kerangkapan
data dapat terjadi pada dua kemungkinan yaitu:
1.
Kerangkapan data dalam suatu file
2.
Kerangkapan data dalam beberapa file.
4.1.1
Kerangka
Data dalam Satu File
Kerangkapan data dalam
1 file terjadi jika muncul kerangkapan nilai-nilai rinci data dalam satu fiel
tersebut.
4.1.2
Kerangka
Data dalam Beberapa File
Kerangka data dalam
beberapa file terjadi jika muncul nama-nama kolom yang sama dalam beberapa
file. Hal ini dibuat pengecualian untuk kolom yang digunakan sebagai kunci
penghubung antar data dalam file untuk memenuhi defenisi data tersebut
4.2
Inkonsitensi
Data
Inkonsitensi data atau
data tidak konsisten adalah munculnya data tidak konsisten pada medan/kolom
yang sama salam satu atau beberapa file data yang dihubungkn/direlasikan.inkonsitensi
data dapat terjadi diakibatkan oleh:
1 Proses
pemasukan data
2 Proses
pembaruan data
3 system
yang tidak baik/terkontrol.
Basis data hrus tebebas
dari inkonsistensi data karena akan mengakibatkan kesalahan fatal pada informal
yang dihasilkan dari pengolahan data dalam basis data karena tidak sesuai
dengan fakta yang ada.sebagaiman dalam kerangkapan data,kejadian inkonsitensi
data juga dapat terjadi pada dua kemungkinan yaitu :
1.
Inkonsitensi data dalam satu file
2.
Inkonsitrensi data dalam beberapa file.
4.3
Data Terisolasi
Data terisolasi oleh
pemakaian beberapa file basis data dimana program aplikasi tidak dapat
mengakses data-data dari file tertentu,terkecuali program aplikasi taidak dapat
mengakases data-data dari file tertentu,kecuali bila program aplikasi
diubah/ditambah sehingga seolah-olah ada file uang terpisah/terisolasi file
yang lain dalam basis data.
Data terisolasi dapat
terjadi akibat :
1.
Tidak adanya kemungkinan menghubungkan
ntr data dalam file
2.
Tidak adanya standarisasi data
(berkaitan dengan dominan/format data,meliputi tipe dan ukuran data.
4.5
Keamanan Data
Keamanan data merupakan
aspekj kritis dalam basis data prinsip dasar dari keamanan data dalam basis
data adalah bahwa data-data dalam basis data merupakan sumber informasi yang
bersifat sangat penting dan rahasia,oleh karena itu data-data tersebut harus
dijaga dari bberapa hal penting yang kemungkinan dapat merusak data,aspek
keamanan berbasis data meliputi:
1.
Recovery
2.
Intergrity
3.
Concurrency
4.
Privacy
5.
Security
4.5
Integritas Data
Integritas data
berhubungan dengan kinerja system agar dapat melakukan kendali/control pada
semua bagian system.integritas dimaksudkan sebagai suatu sasaran untuk
meyakinkan bahwa data-data yng tersimpan dalm basis data selalu berada dalam kondisi
yang benar,hal ini merupakan aspek kritis dalam manajemen basis data.
Integrasi data dalam
basis data berhubungan dengan dua aspek yaitu:
1.
Integritas domain
2.
Key constraints,berkaitn dengan dua hal
yaitu:
A. Integritas
entitas pada kunci primer relasi
B. Integritas
referensial pada kunci penghubung relasi
BAB V
ARSITEKTUR BASIS DATA
5.1
Macam Pandangan terhadap Basis Data
Sebuah basis data dapat
dipandang dari dua sisi, yaitu sisi pengguna dan sisi perancang.Pengguna basis
data adalah orang atau program aplikasi yang mengakses basis data, baik sendiri
maupun secara bersamaan.Perancang adalah personal yang berperan sebagai
perancang dan pengelola basis data.
Menurut James Marthin
(1975), abstraksi basis data terdiri dari tiga level, yaitu application programmer
logical file atau user view, global logical data atau conceptual view dan
physical view atau level internal.
Menurut Jeffrey D.
Ullman (1988), menyembutkan bahwa tiga level abstraksi basis data adalah
meliputi pandangan (level view), level basis data konseptual (conceptual
database level) dan level basis data fisik (physical database level).
Menurut Raghu
Ramakhrisman (1998), membedakan level abstraksi basisi data menjadi tiga, yaitu
skema eksternal (external schema), skema konseptual (conceptual schema) dan
skema fisik (physical schema).
Menurut Abraham Silberschatz, Henry F. Korth dan S. Sudarshan
(2001), membedakan level abstraksi data basis data menjadi tiga,yaitu pandangan
eksternal (external view) atau pandangan pengguna (user view), pandangan konseptual
(conceptual view) atau pandangan komunitas pengguna (community user view), dan
pandangan internal (internal view) atau pandangan media penyimpanan sekunder
(storage view).
5.2
Level Pandangan terhadap Basis Data
5.2.1
Pandangan Pengguna (User View)
Sering disebut sebagai
level eksternal yang merupakan pandangan para pengguna basis data dimana
masing-masing pengguna basis data dapat memiliki cara pandang yang berbeda
tergantung pada macam data apa saja yang tersedia atau dapat diakses oleh
pengguna (Sutanta, 2004).
Dalam suatu
universitas, misalnya, pengguna dapat terdiri atas orang-orang atau program
aplikasi pada :
1.
Subsistem Akademik
2.
Subsistem Perpustakaan
3.
Subsistem Keuangan
4.
Subsistem Kepegawaian
5.
Subsistem Kemahasiswaan
6.
Subsistem Inventari
7.
Dan lain-lain
Pengguna pada subsistem
akademik mungkin memerlukan keterangan yang sangat lengkap.mengenai identitas
setiap mahasiswa. Keterangan yang termuat dan perlu disimpan sebagai basis data
bagi pengguna pada subsistem akademik ini dapat terdiri atas :
1.
Nomor induk mahasiswa
2.
Nama mahasiswa
3.
Alamat asal
4.
Alamat lokal
5.
Tempat lahir
6.
Tanggal lahir
7.
Sekolah asal
8.
Tahun lulus di SLTA
9.
Agama
10.
Status
11.
Nama orangtua/wali
12.
Pekerjaan orangtua/wali
13.
Dan lain sebagainya
Sedangkan pengguna pada
subsistem perpustakaan mungkin memerlukan keterangan identitas mengenai :
1.
Nomor anggota
2.
Nama anggota
3.
Alamat lokal
4.
Tanggal mulai menjadi anggota
5.
Data transaksi peminjaman
6.
Data transaksi pengembalian
7.
Catatan denda keterlambatan
8.
Dan lain sebagainya
Pengguna lainnya, yaitu
pada subsistem keuangan, dapat memerlukan keterangan mengenai :
1.
Nomor induk mahasiswa
2.
Nama mahasiswa
3.
Data transaksi pembayaran
4.
Dan lain-lain
Pengguna pada subsistem
akademik dapat mempunyai pandangan bahwa basis data mahasiswa dapat meliputi
semua keterangan yang dapat diakses olehnya yang berbeda dengan pengguna
lainnya dan jauh lebih lengkap.Pengguna pada subsistem perpustakaan dapat
mempunyai pandangan yang berbeda, yaitu memuat identitas anggota (termasuk
anggota mahasiswa) dan transaksi di perpustakaan. Seangkan pengguna pada
subsistem keuangan mempunyai pandangan yang lain lagi, yaitu memuat identitas
mahasiswa dan transaksi pembayaran yang dilakukan oleh mahasiswa.
Perbedaan kebutuhan
data para pengguna basis data dapat mengakibatkan perbedaan pandangan terhdap
basis data, yaitu sangat tergantung pada macam data yang tersedia dan dapat
diakses oleh masing-masing pengguna.
User view dapat
ditunjukkan menggunakan schema dan subschema yang digunakan dalam basis data.
Sedangakan nilai-nilai rinci data/nilai actual data dalam setiap file dapat
ditunjukan menggunakan instance schema basis data.
5.2.2
Pandangan Konseptual (Conceptual View)
Pandangan konseptual
atau global logical data atau conseptual view atau sering juga disebut sebagai
level konseptual merupakan pandangan perancangan basis data yang berkaitan
dengan data-data apa saja yang perlu disimpan dalam basis data dan penjelasan
mengenai bagaimana hubungan antara data yang satu dengan yang lainnya,
(Marthin, 1975).
Secara sederhana pandangan konseptual merupakan gabungan atas
seluruh pandangan pengguna yang ada dalam system. Level konseptual merupakan
level yang lebih rendah daripada level eksternal.Basis data mahasiswa yang
dirancang harus memenuhi kriteria pengolahan data secara basis data (database
processing), sebagaimana definisi dan kriteria sebuah basis data.Global logical
data dapat ditunjukkan menggunakan definisi struktur basis data menggunakan
bahasa deskripsi data (Data Definition Language/DDL) (Sutanta, 2004).
Dalam rancangan
sederhana, kebutuhan-kebutuhan data untuk ketiga pengguna tersebut dapat
dipenuhi dari struktur data yang meliputi :
1.
Data mahasiswa, memuat :
·
Nomor induk mahasiswa
·
Nama mahasiswa
·
Alamat asal
·
Kode pos asal
·
Alamat lokal
·
Tempat lahir
·
Tanggal lahir
·
Sekolah asal
·
Tahun lulus di SLTA
·
Agama
·
Status
·
Nama orang tua/wali
·
Pekerjaan orang tua/wali
2.
Data mata kuliah, memuat :
·
Kode mata kuliah
·
Nama mata kkuliah
·
Semester
·
SKS
3.
Data dosen, memuat :
·
NIK
·
Nama dosen
·
Alamat
·
Pendidikan
·
Golongan
·
Status
4.
Data transaksi pengambilan mata kuliah,
memuat :
·
Nomor induk mahasiswa
·
Kode mata kuliah
·
Semester pengambilan
5.
Data transaksi perolehan nilai mata
kuliah, memuat :
·
Nomor induk mahasiswa
·
Kode mata kuliah
·
Semester pengambilan
·
Nilai
6.
Data anggota perpustakaan bias dosen dan
mahasiswa, memuat :
·
Nomor induk mahasiswa
·
Nomor anggota perpustakaan
·
Tanggal mulai menjadi anggota
7.
Data buku, memuat :
·
Kode buku
·
Judul
·
Pengarang
·
Penerbit
·
Tahun terbit
8.
Data transaksi peminjaman buku, memuat :
·
Nomor peminjaman
·
Nomor anggota perpustakaan
·
Kode buku
·
Tanggal peminjaman
·
Tanggal buku harus dikembalikan
9.
Data transaksi pengembalian buku, memuat
:
·
Nomor peminjaman
·
Kode buku
·
Tanggal buku dikembalikan
10.
Data uang kuliah, memuat :
·
Tahun
·
Jenis uang kuliah
·
Besar uang kuliah
11.
Data transaksi pembayaran mahasiswa,
memuat :
·
Nomor transaksi
·
Nomor mahasiswa
·
Tanggal pembayaran
·
Jenis uang kuliah
·
Jumlah uang yang dibayarkan
5.2.3
Pandangan Fisikal (Physical View)
Pandangan fisikal atau
physical view atau sering pula disebut sebagai level internal merupakan bentuk
implementasi pandangan pengguna, yaitu suatu pandangan perancang yang berkaitan
dengan permasalahan teknik penyimpangan data-data basis data kedalam fisik
media penyimpanan data yang digunakan. Pandangan ini bersifat teknis dan lebih
berorientasi pada mesin (machine oriented) yaitu berkaitan dengan organisasi
berkas basis data (meliputi metode penyimpanan dan metode akses data ) dalam
media penyimpanan sekunder (storage device) (Marthin, 1975).
5.3
Antar Muka/Antar Pandangan terhadap Basis Data
Antar muka (interface)
menyediakan layanan yang lengkap untuk lapisan yang lebih tinggi sehingga
setiap lapisan bergantung pada lapisan dibawahnya. Operating System/OS yang
digunakan oleh system computer yang mengdukung
basis data menjamin perubahan tersebut (Mathin, 1975).
5.4
Independensi Data (Data Independency)
Independensi data (data
indenpendece) diartikan sebagai ketidaktergantungan/kebebasan data dalam basis
data.Independensi data dalam basis data mempunyai dua dimensi, yaitu secara
fisik (physical data independence) dan secara logic (logical data independence)
(Marthin, 1975).
Indenpendensi data
secara fisik dimaksudkan bahwa teknik dan cara-cara penyimpanan dan pengaksesan
data dalm fisik media penyimpan dapat mengalami perubahan tanpa harus mengubah
deskripsi logic basis data (Global logical data/conseptual vie) yang digunakan
dalam schema basis data (Marthin, 1975).
Independensi data
secara logic dimaksudkan bahwa kebutuhan-kebutuhan data para pengguna dapat
mengalami perubahan tanpa harus mengubah pandangan logic pengguna terhadap
basis data ata deskripsi logic basis data (Global logical data/conseptual view)
yang digunakan dalam schema basis data (Marthin, 1975).
Berdasarkan keterangan
di atas maka indenpendesi data memberikan jaminan berupa fleksibilitas basis
data, yaitu (Sutanta, 2004) :
1. Media
dan metode akses data dari fisik meia penyimpan basis data dapat mengalami
perubahan tanpa harus mengubah pandangan konseptual.
2. Kebutuhan
data-data para pengguna basis data dapat mengalami perubahan tanpa harus
mengubah pandangan konseptual.
3. Pengguna
tidak perlu tahu kerumitan/kompleksitas yang terjadi berkaitan dengan
perancangan dan teknis penyimpanan basis data dalam media penyimpanan data yang
digunakan.
BAB VI
PEMODELAN DATA
6.1
Definisi Pemodelan Data
Para pengguna basis
data pada umumnya adalah orang-prang yang awam terhadap konsep dan teknologi
yang digunakan dalam basis data. Permasalahannya adalah pada saat merancang,
seorang peracang/analis sistem perlu mengetahui kebutuhan data dan informasi
yang diinginkan oleh para pengguna.
Perancang/analis sistem
harus selalu berkomunikasi dengan para pengguna basis data untuk mencari tahu
tentang kebutuhan setiap pengguna yang berbeda-beda. Untuk mengkomunikasikan
rancangan basis data dan sistem yang akan dikembangkan tersebut diperlukan suatu
cara yang mudah dipahami secara logika oleh para pengguna basis data. Untuk
kepentingan ini diperlukan apa yang disebut sebagai model data.
Model data merupakan
suatu cara untuk menjelaskan tentang data-data yang tersimpan dalam basis data
dan bagaimana hubungan antar data tersebut untuk para pengguna (user) secara
logika (Silberschatz, dkk, 2001).
6.2Macam
Model Data
Secara garis besar
model data dapat dikelompokkan dalam tiga macam, yaitu (Martihn, 1975):
1.
Object based data model, model ini
terdiri atas :
·
Enity relationship model
·
Semantic model
·
Binary model
2.
Record based data model, model ini
terdiri atas :
·
Hierarchycal model
·
Network model
·
Relational model
3.
Physical based data model, model ini
terdiri atas :
·
Unifying model
·
Frame memory
6.3
Perangkat Lunak Model Data
Beberapa paket
perangkat lunak pengelola basis data (Database Management System/DBMS) yang
dikembangkan berdasarkan model basis record (record based data model) antara
lain sebagai berikut :
1. Hierarchycal
model
·
IBM’s Information Systems (IMS)
·
Intel’s System 2000
·
Informic’s Mark IV
2. Network
model
·
Cullinet’s IDMS
·
CA-IDMS/DB
·
Cincom’s Total
·
Honeywell’s IDS/II
·
UNIVAC’s DMS 1100
·
DECSYSTEM-10
·
DECSYSTEM-20
·
DBTG
·
CODASYL
3. Relational
model
·
Prototype
§ System-R
oleh IBM
§ INGRES
oleh Universitas of California (UCLA)
§ MACAIMS
§ ADMINS
oleh SmcIntosh
§ Dan
lain-lain
·
Paket komersial
§ Altibase
dari Altibase Corp
§ Apache
Derby dari Apache
§ CODASYL
DDL
§ DB2
dari IBM
§ dBase
III+ dari Ashton Tate
§ DBase
IV dari Asthon Tate
§ DBISAM
dari Eleate Software
§ HP
NonStop SQL dari Hewlett-Packard
§ HSQLDB
dari HSQL Development Group
§ IBM’s
Query by Example/IBM QBE
§ Informix
dari Informic Corporation
§ Ingres
dari ASK Group Inc
§ InterBase
dari Code
§ Microsoft
SQL dari Microsoft Corporation
§ Microsoft
Access dari Microsoft
§ Microsoft
Visual Foxpro dari Microsoft
§ National
CSS’s NOMAD
§ Oracle
Corporation
§ Oracle
dari Oracle Corporation
§ Oracle
Rdb
§ PostgreSQL
dari PostgreSQL Global Development Group
§ R:Base
5000 dari Microrim Corporation
§ Rdb/VMS
dari Digital Equipment Corporation
§ RDM
Embedded dari Birdstep Technology
§ SQLite
dari D. Richard Hipp
§ Sybase
dari Sybase Inc
§ Tymshare’s
MAGNUM
§ Visual
dBase dari Borland International
§ Visual
Foxpro dari Microsoft Corporation
Catatan
:
Nama CODASYL diambil
dari Conference On Data Systems Language, yaitu sebuah organisasi kumpulan
pabrik computer yang bertugas untuk merancang, mengembangkan, dan
merekomendasikan teknik dan bahasa untuk sistem pengolahan data, analisis,
implementasi, dan operasi dan membuat spesifikasi yang standar.
Hasilnya berturut-turut
adalah :
·
COBOL (Common Business Language)
·
DBTG (Database Task Group)
·
DDLC (Data Description Language Commite)
·
DBLTG (Database Language Task Group)
·
CODASYL COBOL
Sedangkan ACM
(Asociation for Computing Machinery) secara khusus bertugas mengembangkan
perangkat lunak untuk deskripsi file dan transaksi.
BAB
VII
MODEL
DATA ENTITY RELATIONSHIP
7.1 Model Data Entity Relationship
Entity
Relationship Model/ER_M merupakan suatu model data yang dikembangkan
berdasarkan obyek. ER_M digunakan untuk menjelaskan hubungan antar data dalam
basis data kepada pengguna secara logik. ER_M digambarkan dalam bentuk diagram
yang disebut diagram ER (ER_Diagram/ER_D).
Bagi
perancang/analisis sistem, ER_D berguna untuk memodelkan sistem yang nantinya
basis datanya akan dikembangkan. Bagi pengguna, model ini sangat membantu dalam
hal pemahaman model sistem dan rancangan basis data yang akan dikembangkan oleh
perancang/analisis sistem.
7.2 Komponen ER_D
Diagram ER/ER_D
tersusun atas tiga komponen, yaitu entinitas merupakan obyek dasar yang
terlibat dalam sistem, atribut berperan sebagai penjelas entitas, sedangkan
kerelasian menunjukkan hubungan yang terjadi diantara dua entitas.
7.2.1 Entitas (Entity)
Untuk
menggambarkan sebuah entitas digunakan aturan sbb:
·
Entitas dinyatakan dengan simbol persegi
panjang
·
Nama entitas dituliskan di dalam simbol
persegi panjang
·
Nama entitas berupa kata benda, tunggal
·
Nama entitas sedapat mungkin menggunakan
nama yang mudah dipahami dan dapat menyatakan maknanya yang jelas
Terkait
dengan keberadaan entitas, terdapat beberapa istilah khusus yang digunakan,
yaitu:
1. Isian
entitas
Isian entitas menyatakan sebuah
kemungkinan pada sebuah entitas.
Contoh: Mahasiswa dengan NIM 02050001
2. Himpunan
entitas
Himpunan entitas menyatakan sekumpulan
entitas dengan struktur/sifat yang sama.
Contoh: Sejumlah mahasiswa jenjang
sarjana
3. Entitas
reguler
Entitas reguler disebut juga entitas
dominan. Keberadaan entitas ini tidak tergantung pada entitas yang lain.
Contoh: mahasiswa
4. Entitas
dependen
Entitas dependen disebut juga entitas
tak bebas/independen atau entitas lemah (weak entity) atau entitas subordinat.
Keberadaan entitas ini tergantung pada entitas yang lain.
Contoh: Mahasiswa_Jenjang_Sarjana,
bergantung pada entitas Mahasiswa
5. Entitas
super type dan entitas sub type
Sebuah entitas bisa jadi mempunyai
hubungan antar entitas dengan sifat bahwa salah satu entitas merupakan bagian
dari entitas yang lain.
Contoh: Karyawan_Tetap dan Karyawan_Tidak_Tetap
merupakan bagian dari entitas Karyawan
7.2.2 Atribut (Attribute)
Atribut
sering pula disebut sebagai properti (property), merupakan
keterangan-keterangan yang terkait pada sebuat entitas yang perlu disimpan
dalam basis data.
Atribut
berfungsi sebagai penjelas pada sebuah entitas.
Atribut
pada sebuah entitas dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu:
1. Atribut
sederhana (simple attribute), yaitu jika atribut berisi sebuah komponen
nilai/elementer.
Contoh atribut sederhana dan nilai
atribut dalam entitas mahasiswa:
Kode angkatan: 2002 (angkatan 2002)
2. Atribut
komposit (composite attribute), yaitu jika atribut berisi lebih dari sebuah
komponen nilai.
Contoh atribut komposit dan nilai
atribut dalam entitas mahasiswa:
Nama_Mahasiswa : Mawar Menur Melati
Terdapat atas komponen nilai,
Nama depan = Mawar
Nama tengah = Menur
Nama akhir =
Melati
7.2.3 Kerelasian Antar Entitas
(Relationship)
Kerelasian
antar entitas mendefinisikan hubungan antara dua buah entitas.
Kerelasian
adalah kejadian atau transaksi yang terjadi diantara dua buah entitas yang
keterangannya perlu disimpan dalam basis data.
7.2.3.1 Jenis Kerelasian Antar
Entitas (Relationship)
1. Kerelasian
jenis ke1-ke-1 ke satu (one to one)
2. Kerelasian
jenis n-ke-1/banyak ke satu (many to one) atau 1-ke-n/satu ke banyak (one to
many)
3. Kerelasian
jenis n-ke-n/banyak ke banyak (many to many)
7.2.3.2 Simbol Kerelasian Antar
Entitas
ER_M
ditunjukkan menggunakan sebuah diagram yang disebut diagram ER_M. Sekalipun
bukan menjadi sebuah permasalahan, dalamm beberapa referansi, terdapat
perbedaan dalam hal penggunakan simbol kerelasian antar entitas.
7.2.3.3 Instan Kerelasian Berganda
Dalam
kerelasian antara dua buah entitas, dimungkinkan terjadi dua kerelasian
sekaligus diantara dua entitas tersebut. Contoh instan kerelasian berganda
adalah kerelasian antara entitas anggota perpustakaan dan buku.anggota dapat
meminjam buku dari perpustakaan, dan anggota juga bisa mengembalikan buku ke
perpustakaan, dengan jenis kerelasian n-ke-n.
7.2.3.4 Kerelasian Rekursif
Kerelasian
rekursif terjadi jika sebuah entitas mempunyai kerelasian dengan entitas
dirinya sendiri. Contoh, dalam entitas Mata_Kuliah bisa jadi sebuah mata kuliah
dapat diikuti oleh mahasiswa apabila mahasiswa tersebut telah mengikuti mata
kuliah lain yang menjadi prasyarat mata kuliah lain.
Dengan
jenis kerelasian 2-ke-n.
7.2.3.5 Kerelasian Asosiatif
Kerelasian
asosiatif terjadi jika kerelasian diantara dua buah entitas mengandung beberapa
informasi. Contoh, hubungan antara entitas pelanggan dan barang dapat
menunjukkan kerelasian asosiatif jika ada kebijakan darin penjual, bahwa bagi
para pelanggan yang membeli barang pada masa diskon akan diberikan harga
khusus.
Dengan
jenis kerelasian 1-ke-n.
7.3 Menggambar ER_D
ER_D
mungkin akan dijumpai ketika sistem mempunyai sejumlah entitas, atribut, dan
kerelasian yang sangat banyak dan kerelasian-kerelasian antar entitas sangat
kompleks sehingga sangat sulit jika digambarkan secara keseluruhan.
7.4 Contoh ER_D
Langkah
menggambar ER_D
1. Identifikasikan
setiap entitas yang terlibat
2. Identifikasikan
setiap atribut pada setiap entitas
3. Identifikasikan
setiap kerelasian yang mungkin terjadi diantara entitas
7.5 Kelebihan dan Kelemahan ER_D
Kelebihan
·
Memudahkan perancang dalam hal
menganalisis sistem yang akan dikembangkan
·
Memudahkan perancang saat merancang
basis data
·
Rencana basis data yang dikembangkan
berdasarkan ER_D umumnya telah berada dalam bentuk optimal
·
Dalam banyak kesempatan, penggunaan
simbol-simbol grafis (termasuk ER_D) lebih mudah dipahami oleh para pengguna
dibandingkan bentuk naratif
·
Dengan menggunakan ER_D, pengguna
umumnya mudah memahami sistem dan basis data yang dirancang oleh perancang
Kelemahan
·
Kebutuhan media yang sangat luas
·
Sering kali ER_D tampil sangat ruwet
BAB
VIII
MODEL
DATA SEMANTIC
Semantic model
merupakan suatu model data yang dikembangkan berdasarkan obyek. Semantic
model digunakan untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data kepada pengguna secara logik.
8.
1 Komponen Diagram Semantic
Sebagaimana dalam ER_D, diagram semantic tersusun
atas tiga komponen, yaitu entitas, atribut, dan kerelasian antar entitas.
a. Entitas
(Entity)
Entitas adalah obyek-obyek dasar
yang terkait di dalam sistem, dapat berupa orang, benda, atau hal yang
keterangannya perlu disimpan didalam basis data.
Penggunaan tanda garis bawah
(hypen/underscore), pemendekan, dan singkatan juga lazim digunakan untuk
memberikan nama entitas sebagai mana dalam ER_D. Konsep isian entitas, himpunan
entitas, entitas reguler, entitas dependen, entitas super type dan entitas sub
type yang dikenal dalam ER, juga berlaku dalam semantic model.
b. Atribut
(Attribute)
Dalam semantic model, atribut atau
properti (property) merupakan keterangan-keterangan yang terkait pada sebuah
entitas yang perlu disimpan sebagai basis data. Konsep atribut sederhana
(simple attribute) dan atribut komposit (composite attribute) yang dikenal
dalam model ER juga tetap berlaku pada semantic model.
c. Kerelasian
Antar Entitas (Relationship)
Kerelasian antar entitas yang
menyatakan kejadian atau transaksi yang terjadi diantara dua buah entitas yang
keterangannya perlu disimpan dalam basis data. Konsep tentang kerelasian
rekursif dan kerelasian asosiatif yang dikenal dalam model ER juga dalam
digunakan di dalam semantic model.
8.2
Menggambarkan Diagram Semantic
Menggambarkan Diagram Semantic (Semantic Diagram)
secara lengkap dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Identifikasikan
setiap entitas yang terlibat
2. Identifikasikan
setiap atribut pada entitas
3. Identifikasikan
setiap kerelasian berikut jenisnya yang terjadi di antara entitas
4. Gambarkan
simbol-simbol entitas, atribut dan kerelasian antar entitas
5. Cek
diagram semantic yang terbentuk
8.3 Contoh Diagram Semantic
Dan tanpa melibatkan komponen atribut pada setiap
entitas maka gambar 8.6 menunjukan contoh diagram semantic untuk sub sistem
pengolahan data akademik sebagaimana contoh dalam ER_D sebelumnya.
8.4
Kelebihan dan Kelemahan Diagram Semantic
Jika diterapkan dengan benar/tepat maka penggunaan
diagram semantic dalam pemodelan data memberikan keuntungan yang sama dengan
ER_D, baik bagi perancang maupun pengguna.
BAB
IX
Model
Data Hierarchycal
9.1
Model Data Hierarchycal
Model hierarki (hierrarchycal model) merupakan salah
satu model data yang didasarkan pada record (Record Based Data Model / RBDM).
Model ini digunakan untuk menjelaskan kepada pengguna tentang hubungan logik
antara data dalam basis data dalam bentuk hubungan bertingkat.
Hierrarchycal model ini sering pula disebut sebagai
struktur pohon (tree structure) atau pohon (tree)(Martin, 1975) karena
bentuknya dapat dianalogikan sebagai sebuah pohon terbalik, yaitu terdiri atas
bagian akar, batang, dahan, ranting, dan daun. Model hierarki digunakan untuk
menggambarkan jenis kerelasian 1-ke-n dalam hubungan antar data.
9.2
Contoh Model Data Hierarchycal
Berikut contoh model data hierarki untuk
menggambarkan hubungan antar data dalam sebuah Universitas dapat terdiri atas
beberapa fakultas, fakultas dalam universitas dapat memiliki beberapa jurusan,
dan sebuah jurusan dapat memiliki beberapa program studi (prodi). Hubungan
antara universitas dan fakultas, fakultas dan jurusan, jurusan dan prodi
merupakan hubungan jenis 1 ke-n. Dengan demikian, hubungan tersebut dapat
digambarkan sebagai pohon. Universitas menempati root, fakultas sebagai child
terhadap universitas sekaligus parent terhadap jurusan, jurusan sebagai child
terhadap fakultas sekaligus parent terhadap prodi, dan prodi sebagai child
terhadap jurusan sekaligus menempati posisi leaves.
Secara teknis, model hierarki diimplementasikan
sebagai virtual record yang memuat data dan pointer penunjuk ke alamat fisik
dalam media penyimpanan. Pemeliharaan data dalam model hierarki memerlukan
metode yang fleksibel untuk dapat mengubah dan memperbarui record dalam basis
data. Setiap proses perubahan dilakukan dengan cara menghapus data versi
sebelumnya dan menyisipkan data versi baru (hasil pengubahan ). Proses
penyisipan dan penghapusan bergantung pada cara yang digunakan pada pointer
penyusunan virtual record. Umumnya pointer untuk model hierarki ini memuat dua
informasi, yaitu:
1. Alamat
pertama blok yang digunakan untuk record data
2. Nilai
atribut kunci record selanjutnya
Model hierarki memiliki fleksibilitas yang rendah,
utamanya berkaitan dengan pemeliharaan basis data. Tetapi model ini memiliki
untuk kerja yang sangat baik berkaitan dengan akses data dari basis data yang
tersimpan dalam berkas.
9.3
Kelebihan dan Kelemahan Model Data Hierrarchycal
Secara umum, hierrchycal model memiliki kelebihan
yang sangat memudahkan penyusunan pada saat mendefenisikan struktur file
database. Setiap mode dalam hierarki menghasilkan sebuah rancangan file
database, mode pada posisi child menghasilkan sebuah file anak. Selanjutnya,
kita tinggal menambah atribut kunci yang digunakan pada file induk di dalam
file anak, yang berfungsi sebagai penghubung antara file anak dengan file
induknya.
Kelemahan hierarrchycal
model adalah tidak dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan atar data
selain jenis kerelasian 1-ke-n.
BAB X
MODEL DATA NETWORK
10.1 Model Data Network
Model
jaringan (network model) sering disebut sebagai plex structure.
Model
jaringan merupakan salah satu model data yang didasarkan pada record.berbeda
dengan model hierarki yang hanya menggunakan sebuah pointer, model jaringan
menambahkan sebuah pointer untuk meningkatkan fleksibilitas model network.
Artinya model jaringan menggunakan dua buah pointer, satu digunakan untuk
menghubungkan dengan record sebelumnya (Previous=P) dan yang lain digunakan
untuk menghubungkan dengan record selanjutnya (Next=N).
10.2 Contoh Network Model
Contoh
untuk menunjukkan model network adalah hubungan antara mahasiswa dan mata
kuliah. Banyak (lebih dari satu) mahasiswa dapat mengikuti banyak (lebih dari satu)
mata kuliah sehingga hubungan tersebut termasuk jenis kerelasian n-ke-n.
Implementasi
teknis penyimpanan data model jaringan adalah menggunakan struktur data linked
list. Hubungan dua antara data mahasiswa dan mata kuliah mata kuliah yang
diikuti tersebut diorganisasikan dengan cara menghubungkannya menggunakan
pointer P dan N.
10.3 Kelebihan dan Kekurangan Model
Data Network
Network
model memiliki kelebihan yang sangat memudahkan perancang pada saat
mendefinisikan struktur file database. Setiap node dalam network. Akan
menghasilkan sebuah rancangan file induk sehingga untuk setiap hubungan n-ke-n
dihasilkan dua buah file induk dan selanjutnya kita perlu menyusun sebuah file
yang berfungsi sebagai penghubung antara kedua file induk yang terbentuk tersebut.
Kelemahan
network model adalah tidak dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antar
data selain jenis kerelasian n-ke-n.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar